Follow Me @rezadiasjetrani

Jumat, 21 Januari 2022

4,5 Bulan di Dunia, Selamanya di Surga, Selamat Jalan Anakku Sayang.

10.24 38 Comments

Yogyakarta, 20 Januari 2022


Untuk mengenang Almarhumah Mami saya, Ibu Suciatiningsih binti Somodisastro yang berpulang pada 7 Desember 2021 dan ananda Baruna Arungbumi Lairdalu bin Renky Liniaryadi yang berpulang pada 6 Januri 2022. 



Assalamualaikum teman-teman semua. 

Setelah sekian lama akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis kisah ini, guna menjawab pertanyaan dari banyak teman, baik melalui WA pribadi ataupun DM instagram tentang apa yang terjadi pada Rumi.


Banyak yang penasaran apa yang terjadi karena saya tidak sharing apapun tentang "penyakit" Rumi, yang terlihat adalah ia sehat dan ceria. Namun tiba-tiba ia tiada. 


Rumi memang tidak sakit teman-teman. Rumi terlahir sehat dengan proses persalinan normal. Tumbuh kembangnya baik, sesuai milestone bahkan ia sudah jago tengkurap sejak usianya 3,5 bulan. Namun akhirnya  Rumi kembali ke surga pada 6 Januari 2022 silam, di usia 4 bulan 21 hari. Menyusul ibunda saya yang sudah lebih dulu berpulang 1 bulan sebelumnya. 


Semoga apa yang saya alami bisa jadi pembelajaran untuk teman-teman semua.


-------------------


Bismillahirrahmannirrahim. 


Sejak mami meninggal satu bulan yang lalu, otomatis saya mengerjakan apa-apa sendiri. Saya di Jogja, suami di kerja di Jakarta. Kami LDM dan bertemu paling tidak setiap 2 minggu sekali. Sebetulnya papa mama mertua sudah mengajak saya kembali ke Cilegon (jadi domisili kami di Cilegon, kami membeli rumah disana sejak tahun lalu), namun karena saya masih mengurusi beberapa hal, saya masih berada di Jogja. 


Rumi adalah anak kedua saya dan suami. Anak pertama kami yakni Saga, sudah berusia 2,5 tahun. Semuanya laki-laki. 


Pagi hari yang indah dan cerah, Kamis, 6 Januari 2022. 


Biasanya kalau saya mandi, shalat, mencuci pakaian, dll saya bergantian dengan mami untuk mengawasi Rumi dan Saga. Tapi karena mami sudah tidak ada, ya hampir ini itu saya kerjakan sendiri dibantu adik laki-laki saya. Kami memang tidak punya ART sama sekali karena terbiasa membereskan semuanya sendiri sedari kecil.


-------------------


Pagi itu Rumi habis menyusui dan tertidur pulas. Waktu akan saya tinggal, sekitar jam 7 pagi. Biasanya dia bangun 1 atau 2 jam kemudian (tanpa nangis atau gelisah jadi tidurnya selalu nyenyak).


Rumi baru menangis ketika terbangun, atau lapar dan haus setelah 2 jam tertidur (biasanya kalau malam). 


Jam 7an saya tinggal mencuci, menjemur baju, menyapu...yaaa daily activity ibu-ibu seperti biasa. Saga masih tidur di kamar adik saya, dan adik saya sedang di rumah depan mengecat kamar kos (kami mengelola kos-kosan di rumah).


Posisi pintu saya buka jadi kalau Rumi terbangun dan menangis, saya biasanya mendengar. Biasanya.... .


Sampai jam setengah 8 saya tidak mendenger suara tangis apapun. Saya pikir ya dia masih tidur pulas.


Saya pun kembali masuk ke rumah, Rumi ternyata sudah tengkurap di kasur dengan kepala menghadap ke bawah, bukan miring. Posisinya sudah berubah dari posisi awal ketika saya tinggal. Rumi ini memang sudah lancar tengkurap sejak 3, 5 bulan dan sudah bisa membalik badannya lagi (kembali telentang).


Rumi saya angkat...ternyata hidungnya sudah berdarah. Badannya dingin. Ubun-ubunnya cekung karena tidak ada pasokan oksigen ke otak dan ini fatal sekali dampaknya bagi tubuh manusia. Lima menit saja fatal, apalagi ini saya tidak tahu berapa lama dia tengkurap (saya tinggal sekitar 30 menitan). 


Saya goyang-goyang badannya dan tetap tidak bangun. Tidak ada respon apapun. Saya dan adik langsung ke UGD RS, bersama Saga yang bahkan masih belum sadar karena ia terbangun mendengar saya berteriak panik. Jarak RS sekitar 10 menit dari rumah.


-------------------


Jangan tanyakan bagaimana rasanya... syok... panik... kaget... kalut... mengutuki diri... semua jadi satu. Saya coba memberi bantuan pernapasan, namun tidak ada perubahan berarti. Rumi tetap tidak bergerak. 


Sampai UGD RS, Rumi langsung ditangani saat itu juga. Detak jantungnya kembali, denyut nadi kembali. Tapi lemah...benar-benar lemah. Matanya masih merespon ketika disenter. Berarti Rumi masih hidup, atau kembali hidup, saya tidak tahu. Saya hanya bisa menunggu sambil menangis. Setelah agak tenang, saya hubungi sanak saudara, suami, mertua, semua saya kabari.


Semua berkas untuk perawatan, berlembar-lembar, saya isi dan tanda tangani sendiri. Sembari memandangi Rumi dari balik kaca. Tubuh mungilnya dikelilingi banyak orang. 


-------------------


1,5 jam kemudian ( sekitar jam 9.30 WIB ) Rumi masuk ICU atau NICU atau apalah itu istilahnya. Posisi suami sudah menuju Jogja naik mobil bersama mertua dan ipar. Sebetulnya suami saya akan naik pesawat ke Jogja, tapi sampai di bandara ia terlambat check in, jadi gagal terbang.


-------------------

Siang hari, Kamis, 6 Januari 2022

Ruang ICU Rumah Sakit




Lorong yang panjang, sunyi dan gelap. Saya ditemani saudara dan teman-teman terduduk lesu. Menanti kabar dari perawat.


Rumi berada di balik pintu kaca itu. Saya belum tahu apa yang terjadi. Apa yang dia alami di dalam sana. 


Akhirnya saya dipanggil masuk. Rumi dipasangi ventilator berdasarkan persetujuan saya (katanya tidak ada opsi lain karena Rumi tidak bisa bernapas sendiri). Pun saya percaya pilihan yang dilakukan pihak RS adalah yang terbaik. Intinya saya minta anak saya bisa selamat! Lakukan apapun! Selamatkan Rumi!


-------------------


Ruang ICU cukup ramai. Banyak pasien lain yang dirawat disini. Tapi semua sudah berusia senja. Hanya Rumi yang masih bayi. Masih belia. Hanya Rumi. Ruanganya terpisah, berada di ujung dengan dinding kaca.


Apa yang saya lihat di depan mata sungguh menyayat hati. "Ya Allah, apa yang telah kulakukan pada anakku? Kenapa semua jadi begini?" ucapku pada Allah.


Tak kuasa tangan ini menyentuh Rumi. Tak pantas rasanya saya menangisinya. "Rumi, maafin bunda sayang. Maafin bunda ya nak. Rumi... bunda janji nggak akan tinggalin Rumi lagi. Bunda akan terus di samping Rumi. Kita hidup bersama yang lama di dunia ya sayang. Rumi kuat. Rumi anak hebat! " saya curahkan segenap perasaan saya dan membisikkannya di telinga Rumi.


Selang ada yang masuk dari hidungnya, ventilator di mulutnya, kemudian ada selang lain yang langsung ke percabangan jantungnya (dimasukkan dari pangkal leher) dan jarumnya amat besar. Memasangnya saja susah. Melihat Rumi yang sekecil itu dipasangi berbagai macam selang... membayangkan rasa sakit yang ia rasakan, hancur sekali rasanya. 


Karena Rumi masih bayi, saya bebas mendampingi dia kapanpun. Perawat dan dokter juga kooperatif sekali. Saya keluar masuk ICU hanya untuk ke toilet, shalat, dan makan.


Makan? Kamu bisa makan Jet? Masih bisa makan??? Saya pun tak ingin makan. Mulut ini berat sekali untuk mengunyah. Saya makan sambil menangis. Sambil terisak. Saya harus makan karena harus menyetok ASIP untuk Rumi. Selama ini saya DBF sehingga saya tak punya cadangan ASIP di kulkas. 


Alhamdulillah, ASI saya melimpah. Dalam hitungan jam saya bisa menyetok 4 kantong bahkan lebih untuk Rumi, meski akhirnya tak ada setetespun yang masuk ke tubuh Rumi. 


-------------------

Jam 15.00 Rumi kejang, demam sampai 40 derajat tapi badannya dingin sekali. Dia sampai dipakaikan selimut dan dihangatkan dengan selang besar, seperti di sauna (karena badannya kehilangan kemampuan mengatur suhu). Saya genggam telapak tangan dan kakinya sambil berdoa. Sambil mengajaknya mengobrol. Jika saya ajak ngobrol, indikator alat banyak yang berwarna kuning (yang artinya Rumi bernafas sendiri). Kalau merah, berarti ia bernafas berkat bantuan ventilator.


Tak putus saya ajak Rumi mengobrol. Saya ceritakan mimpi-mimpi dan harapan saya. Saya beritahu Rumi kalau ia anak yang hebat. Saya ingatkan Rumi kalau dulu kami pernah berjuang bersama, hanya berdua masuk ke ruang bersalin (waktu itu papanya Rumi masih dalam perjalanan menuju Jogja), tapi kami berhasil bukan? Rumi terlahir sehat dan selamat, bahkan hanya dalam 1 tarikan dan dorongan nafas, ia sudah keluar. Rumi anak baik dan hebat sedari lahir.


Alhamdulillah banyak kuningnya! Respon Rumi positif mendengar suara saya. Allahu Akbar! Rumi pasti pulih kembali!


-------------------


Jam 18.00 saya pamit shalat. Saya bilang padanya Bunda akan pergi sebentar, nanti kembali lagi. Baru selesai wudhu, saya sudah dipanggil lagi ke ICU lagi karena Rumi henti jantung kedua (henti jantung pertama waktu di rumah). Saya bacakan ia doa-doa. Saya yang sebelumnya sudah mulai bangkit dan bersemangat mulai menangis kembali. 


Saya bisikkan segala macam kata di telinganya. Saya memohon pada Allah jangan jemput Rumi dulu... Saya mohon pada Allah biarkan Rumi di dunia bersama kami lebih lama lagi. Jangan jamput Rumi dulu, ya Allah! Hamba mohon padaMu. 


Detak jantung Rumi berhasil kembali. 


-------------------

6 Januari 2022 Pukul 18.45


Seusai saya kembali dari shalat, ternyata Rumi sudah henti jantung ketiga. Petugas medis berkerumun, segala upaya sudah dilakukan... . Posisi saya masih sendirian di ICU (keluarga hanya bisa menemani di luar) dan suami masih belum tiba. Yang boleh bebas keluar masuk hanya orang tua kandung.

Jantungnya dipacu... perawat bergantian tanpa putus. Semua bahu membahu. Petugas medis berjuang, Rumi berjuang, saya berdoa sambil menggenggam tangannya. Rumi harus selamat! Rumi pasti selamat! 


---------------------------


Saya sudah tidak bisa lagi menggambarkan bagaimana rasanya. Sendirian di ICU mendampingi Rumi. Sedari pagi saya di RS. Anak saya terbujur lemah dengan beragam alat di tubuhnya. 


Saya merasa bersalah, mengutuki diri, meminta maaf ke Rumi, ke Allah. Merasa bodoh. Teledor. Segala rasa campur aduk... . Saya merasa gagal menjadi ibu yang baik. 


Sampai akhirnya Rumi sudah tidak merespon apapun lagi dan dinyatakan meninggal pukul 19.00 WIB, malam Jumat. Malam tersedih dalam hidup saya. Sebuah awal tahun yang memberikan kenangan pahit dalam hidup saya. 


Segala doa dan permohonan yang saya bisa, sudah saya panjatkan. Bahkan kalau bisa saya pindah rasa sakit itu, akan saya lakukan. Demi Rumi. Tapi Allah berkehendak lain.


---------------------------


37 minggu di kandungan, 4 bulan 21 hari di dunia, namun selamanya di surga. Hanya sesingkat itu. Amat sebentar. Rasanya baru kemarin, Rumi saya lahirkan ke dunia. Baru kemarin dia baik-baik saja, sehat, bahagia, ceria, tak kurang suatu apa. 


Sembari menunggu alat-alatnya dilepas, saya kabari suami yang masih dalam perjalanan. Meminta maaf dan mengatakan, bahwa Allah lebih sayang anak kami. Rumi telah  berpulang. Rumi pergi ke tempat yang lebih baik. 


Saya gendong Rumi dipelukan, diatas tempat tidur ICU. Saya peluk dan saya nyanyikan lagu nina bobok untuk terakhir kalinya. Ingin rasanya saya berbaring selamanya disamping Rumi. Tak ingin saya lepas bayi mungil tak berdosa ini. Anakku. Rumiku. Sayangku! 



---------------------------


Dua jam kemudian Rumi baru bisa dimandikan. Saya gendong ia dari kamar ICU menuju ruang forensik didampingi para sahabat dan keluarga. Terasa jauh. Terasa sunyi. Seperti mimpi. Tak ada suara lain yang bisa saya dengar malam itu. 



Saya mandikan Rumi seperti biasa. Ia seperti bayi yang sedang tidur nyenyak. Rumi nampak ganteng dan tenang sekali. Gembul, menggemaskan seperti boneka. 


Sedamai dan secerah itu wajah bayi tanpa dosa yang menghadap penciptaNya. Sungguh Maha Besar Allah. Ini pertama kalinya saya melihat jenazah makhluk tanpa dosa, yang bahagia bertemu penciptaNya. 



"Maafin Bunda ya nak..maafin bundamu yang teledor ini. Semoga Allah memaafkan dan mengampuni bunda ya nak. Semoga Rumi memaafkan bunda juga ya nak. Nanti kita ketemu lagi. Bunda besarin kak Saga dulu di dunia...nanti kita ketemu lagi. Rumi sama eyang dulu ya sayang." Saya ulang terus kalimat-kalimat itu di telinga Rumi sambil menangis. 


-------------------


Jam 21.30 saya kembali ke rumah. 10 menit kemudian, suami saya-ayah Rumi, mertua dan para ipar saya pun tiba.


Tangis kami pecah. Semua bergantian memeluk saya. Saya takut akan disalahkan akan semua keteledoran ini.  

Namun nyatanya tak ada yang menyalahkan saya. Semua adalah kehendak Allah. 1001 jalan Allah menjemput hambaNya. Semua sudah ditakdirkan, meski menyakitkan.


Rumi pernah berada di rahim saya selama 9 bulan, 4,5 bulan dalam dekapan. Segenap cinta saya berikan untuknya. Saya gendong, saya peluk, saya susui ia. Saya nyanyikan, saya doakan, tapi saya masih tetap merasa kurang dalam banyak hal.  Betapa cepatnya ia pergi meninggalkan saya. Meninggalkan lubang besar yang masih menganga sejak kepergian mami. Kini ia menyusul pergi. Terasa bertubi-tubi, begitu beruntun.


-------------------


Jumat, 7 Januari 2022 pukul 00.00


Karena semua sudah berkumpul, Rumi kami makamkan malam itu juga, pukul 12 malam. Langit malam yang kelam dan udara yang dingin membuat saya semakin hancur karena membayangkan tubuh kecil Rumi terbaring sendirian. Di bawah sana. Dalam kegelapan. Saya hanya bisa menatap Rumi dengan pandangan kosong. Saya benar-benar berharap ini semua mimpi.


Suami saya menggendong Rumi ke peristirahatan terakhirnya. Ia tidak banyak menangis, tapi saya yakin ia sama hancurnya dengan saya, bahkan mungkin jauh lebih sedih. Ketika Rumi terlahir, ia belum tiba. Kini ketika Rumi berpulang, ia juga belum tiba. 




---------------------------


Makam Rumi terletak di bawah makam ibu saya. Saya bisikkan ke nisan ibu saya,"Mami, adek titip Rumi ya. Aku titip anakku Mam. Semoga mami bisa ketemu Rumi dan menggendong Rumi sepuasnya. Adek ikhlas mam. Kalau Allah dan Mami lebih sayang Rumi...adek ikhlas. Kita pasti ketemu lagi."



-------------------


Saya bersyukur Allah memberi saya suami dan keluarga yang luar biasa. Mertua dan ipar saya bahkan menguatkan setiap saat. 


---------------------------


"Ya Allah...betapa Maha Kuasanya Engkau. Kau panggil ibuku , 1 bulan kemudian kau panggil anakku." 


Dunia saya terasa runtuh. Koyak kehilangan akar. Hancur kehilangan masa depan. Tapi semua yang saya miliki, nyatanya bukan milik saya. Semua hanyalah titipan. Tak ada yang benar-benar milik saya kecuali iman.


Saya bahagia bisa menjadi anak dari ibu saya meski hanya 33 tahun.

Saya bahagia bisa menjadi ibu dari Rumi meski hanya 4,5 bulan.


Allah tetap Maha Baik. Allah lah Pemilik Segala. Allah percaya saya kuat, Allah kuatkan saya. Jadi saya harus kuat apapun yang terjadi. Saya masih punya Saga, mas, dan keluarga besar yang selalu ada. 



---------------------------


Kini saya sudah jauh lebih baik. Sudah mulai berdamai dengan perasaan bersalah ini. Meski bagi saya, penyesalan akan semua yang sudah terjadi terus berputar di kepala.  


Saya sudah bisa kembali tertawa, merasa baik-baik saja. Tapi sesekali di malam-malam yang sunyi, saya susah tidur lalu menangis hingga lelah. Saya pandangi foto Mami dan Rumi. Saya tonton video mereka. Saya ingat kembali wangi tubuh dan senyum tawa mereka. Ya Allah, bahagianya saya waktu itu masih bisa berkumpul bersama. Saya rindu. Rindu sekali! 


---------------------------


Untuk teman-teman, semoga apa yang saya alami ini tidak terulang lagi pada siapapun. Tolong kalau buah hati akan ditinggal, ada yang mengawasi atau masih dalam pantauan kita.


Segala rutinitas yang kita anggap "Ah biasanya nggak papa." Atau "Ah selama ini aman kok" ternyata bisa membuat kita lengah. Entah tidur, entah anak main di kamar mandi, entah anak main di dapur, segala resiko itu ada. Segala hal bisa terjadi.


---------------------------


Yang memperparah kondisi Rumi karena terhentinya pasokan oksigen ke otak dan itu mempengaruhi berbagai aspek dalam tubuhnya. 


Pun seandainya Rumi berhasil selamat, dia akan menjadi anak yang "istimewa". Saya dan mas pun siap dengan segala resiko dan dampak yang ada. Bagi kami, yang penting Rumi selamat terlebih dahulu. 


Kemarin ada istilah yang dialami Rumi tapi berkas rumah sakitnya belum saya buka ulang dan saya lupa istilahnya. Kurang lebih hipoksia-anoksia atau semacamnya, jujur saya lupa dan masih terlalu menyakitkan untuk saya cari tahu. Semoga teman-teman bisa mengerti ya. 


Bagi kalian yang masih memiliki orang tua, sayangilah mereka. Bahagiakan dan curahkan segenap cinta kalian sepuasnya. Kalian akan menyesal ketika orang tua sudah tiada.  Merasa belum bisa membahagiakan mereka dengan maksimal. 


Mami adalah ibu yang luar biasa baik dan hebat, yang membesarkan 3 anaknya seorang diri. Yang sudah seperti kakak dan sahabat, yang bahkan sudah jadi maminya orang banyak, yang jadi maminya teman-temanku juga, semoga mami bahagia disana. Semoga segala dosa mami diampuni dan diterima seluruh amal ibadahnya, Aamiin.


------------------


Akhir kata, jaga kesehatan ya untuk teman-teman semua. Semoga kita semua senantiasa dalam lindunganNya.





With Love, 

Jetrani, Renky, Saga.







Selasa, 31 Agustus 2021

Pengalaman Lahiran Pakai BPJS Waktu Pandemi Tahun 2021

13.32 0 Comments

Haiii bunda-bunda dan para calon bundaaaa....menjawab pertanyaan temen-temen semua soal pengalaman lahiranku pakai BPJS (akhirnya lahiran di RSKIA Sadewa) waktu pandemi kemarin,  ini udah  kelar aku tulis di blog. Maaf yaa lama (padahal 2 minggu doang), masih hectic jadi ibu dari 2 anak nih bund~~~


Oke baiklah. Aku ceritain secara singkat dan semoga jelas, pengalamanku ngelahirin Rumi di masa pandemi COVID-19 tahun 2021.



Catatan : Berdasarkan pengalaman pribadi. Lokasi di Sleman, Yogyakarta. 

Tanggal lahiran : Minggu, 15 Agustus 2021

MULAI REMBES KETUBAN + KONTRAKSI 


Minggu, 15 Agustus 2021 Jam 00.00 

Aku belum bisa tidur nyenyak. Rasanya kayak ada yang basah tapi bukan pipis, setelah ku cek kayaknya ketubanku ada yang rembes. Nggak tau banyak apa sedikit, yang jelas underwearku lumayan basah.


Minggu, 15 Agustus 2021 jam 10.00 

Mulai terasa kontraksi teratur. Tapi ternyata nggak lama, cuman sekitar 1 jam-an aja. Antara mikir, ini konspal bukan ya, kok nggak lanjut lagi kontraksinya. Biar tenang, aku memutuskan untuk periksa ke RS Queen Latifa. Kenapa kesana? Karena faskes 1 ku kan Mlati 1, sama petugas puskesmas yang sekaligus tetanggaku, disaranin kesana aja (faskes 1 ku Minggu tutup dan nggak melayani lahiran ya). 


Jam 14.00 aku sampe di RS Queen Latifa dan ternyata kalau lahiran normal NGGAK DICOVER BPJS...alias bayar mandiri. Aku posisi dateng itu udah rembes dan udah bukaan (waktu di cek di Queen Latifa, kata bidannya udah bukaan 4). Karena nggak dicover BPJS, yaudah aku tanya bisanya dimana (yang dicover). Disaranin ke Puskesmas Mlati 2 atau klinik apa gitu di daerah Gamping. 


Intinya aku mau lahiran ini dicover BPJS karena ofkors gamau rugi yekan. Udah bayar tiap bulan, masak iya bisa lahiran gratis kok aku kudu bayar. Mana lahiran normal itu 4 juta - 4,5 juta, mending uangnya aku pake buat aqiqahan Rumi 😁😁. 



MENUJU PUSKESMAS MLATI 2

Minggu, 15 Agustus 2021 jam 14.30, menuju Puskesmas Mlati 2


Setelah bayar, aku cabut dari Queen Latifa. Disana tadi bayar sekitar 90 ribu cuman buat rebahan dan di cek bukaan (nggak pake USG segala macem).



Sampe di Puskesmas Mlati 2, sepiiiii kayak nggak ada kehidupan. Mungkin karena hari Minggu kali ya. Terus aku cek di bagian belakang gedung yang deket parkir ambulance, ternyata ruang rawat inapnya disitu dan ada petugas jaga 3 orang. FYI Puskesmasnya besar dan bagus. Bangunannya juga nampak baru jadi bersih banget. Ini emang puskesmas rujukan gitu, ada rawat inap dan bisa melayani lahiran. 


Pas sampe, aku isi data dulu karena belum pernah periksa disini sama sekali. Abis itu di rapid test. Nah, sama perawat dan bidannya disuruh cek ulang buat cek bukaan berapa karena aku nggak merasa kesakitan sama sekali sampe bidannya heran, kayak orang nggak mau lahiran (aku bilang dari Queen Latifa dicek bukaan 4, tapi kok rasanya kayak masih bukaan 2 - dasar mamak ngeyel 😅).


Eh bener kan, pas di cek ulang baru bukan 1-2 gitu. Itu bidan di Queen Latifa kok ya bisa salah ngecek bukaan, hedeeeeh bikin panik aja. 


Nah, aku bilang lagi kalau aku udah rembes ketuban dari tengah malem tadi, berarti sampe aku periksa di puskesmas ini udah 14 jam dan masih rembes sesekali (tapi kontraksi juaraaaang banget). Terus yaudah sambil isi data lagi, petugas nyiapin kamar rawat inap dan aku ngobrol-ngobrol sama bidan yang ada. 


First impression sama petugas puskesmasnya adalah RAMAH BANGEEEET berasa temen lama 😭. Bahkan salah satu petugasnya ternyata followers instagramku, demi apa! 😂 sumpah sih ini bikin ngakak banget karena ternyata ibu itu beneran suka liat update an igs ku yang nggak berfaedah. Bahkan sampe tau mas, terus Saga, dll dll. 


Alhamdulillahnya, bidan puskesmas yang ngecek aku ternyata dulu bidan di Sadewa selama 8 tahun (berkat ngobrol-ngobrol SKSD). 


Aku ditanyain dong: "Mbak mau lahiran dimana jadinya? Mau disini apa di Sadewa?"


Kujawab : "Lho emang bisa mbak saya dirujuk ke Sadewa?"


Bidan : "Bisa lah, gampang itu...kan udah 14 jam ini rembes ketuban dan bukaannya belum nambah-nambah dari pagi. Nanti biar kami bikinin surat rujukannya."


Yaudah lah..karena dari awal aku mau di Sadewa ya aku minta aja lahiran disana. Tapi setauku yang bikin ribet lagi syarat dicover BPJS adalah PASIEN HARUS DIANTAR DENGAN AMBULANCE DARI FASKES 1 ke RS rujukan. 


Tapi lagi-lagi Allah Maha Baik...sama bidan puskesmas aku dibikinin MEMO : Pasien datang sendiri ke Sadewa alias nggak dianter ambulance - karena sopir ambulancenya juga nggak ada (hari Minggu ya ini). 


Biar apa dibikinin memo? Ya biar diterima sama UGD. Kalau enggak, ada kemungkinan tetep nggak dicover BPJS. 


TIBA DI RSKIA SADEWA

Minggu, 15 Agustus 2021 Jam 16.00 kurang sedikit


Tiba di Sadewa. Aku langsung masuk via UGD (bidan puskesmas udah telpon ke Sadewa dan ngasih tau data-dataku. Karena aku emang pasien Sadewa jadi rekam medisku udah ada disana.


Di Sadewa, berkasku udah siap semua. Aku langsung disuruh swab antigen dan nunggu hasil 30 menit. Sambil nunggu hasil, aku disuruh rebahan di UGD dan debay diperiksa detak jantungnya (karena aku bilang debay dikiiit banget geraknya dibanding biasanya). Meriksanya pake alat yang ditempel di beberapa titik di perut terus disambungin ke monitor, nanti nongol grafiknya di kertas. Aku juga disuruh megang tombol, kalo debaynya gerak disuruh mencet. Proses ini berlangsung sekitar 20 menit. Alhamdulillah debaynya sehat-sehat aja semua normal. Hasil swab ku pun negatif.


Setelah itu, adekku diminta urus berkas dan dokumen untuk pesen kamar. Sambil nunggu adek urus kamar, aku disuruh makan (udah dapet jatah makan malem bun...nasi + daging + soto + buah + air mineral) dan dikasih antibiotik.


NOTE : Pasien wajib swab antigen dan penunggu maksimal 2 orang bergantian (1 masuk, 1 keluar) wajib tes GENOSE bayar langsung Rp 25.000. Jadi sebelum urus berkas, adek wajib tes Genose dulu.


Minggu, 15 Agustus 2021 jam 18.30 WIB 


Cek bukaan dan masih stuck di bukaan 2. Akhirnya ditanyain ke dr. Ayu dan aku disuruh minum obat induksi yang ditaro di bawah lidah itu. Obatnya kecil banget, obat yg paling kecil masih dibagi 4 gitu kayaknya. Obat ini harus dibiarin lumer sendiri, jadi nggak boleh diminum pake air. Kirain bakal pahit, ternyata nggak ada rasanya sama sekali.


Sempet mikir, "Duh...kalo minum obat induksi entar anaknya keburu lahir dan mas belum sampe Jogja." (FYI mas posisi di Cilegon. Pas pagi kubilang aku mulai kontraksi jam 10 pagi tadi, mas langsung cari tiket bis dan dapet bis jam 13.00, padahal dah pesen tiket kereta buat besok). Rumi ini lahirnya maju 17 hari dari HPL. 


Tapi....karena aku udah rembes ketuban beberapa kali, aku parno takut air ketubannya abis atau bayinya kenapa-napa. Yaudahlah aku minum aja obatnya.  Kalo emang rejeki mas, ya bisa nungguin anaknya. Kalo enggak, yaudah, udah 2 kali kesempatan nunggu anaknya lahiran hangus deh.  Kzl bun~~ 😂


Abis minum obat, aku segera pindah ke kamar. BPJS ku kelas 2, jadi aku dapet kamar yang isinya berdua. Aku langsung ganti baju pasien dan minum sebanyak yang aku bisa. Pesen dari perawatnya, nanti jam 22.00 bakal diobservasi lagi udah bukaan berapa. 


Mami yang lagi di rumah jagain Saga sempet nelpon, enaknya dateng ke Sadewa jam berapa?  Kubilang jam 9 malem aja, biar Saga tidur dulu. Rencananya mami yang bakal nemenin di ruang bersalin karena perasaanku bilang kalo mas jelas nggak kekejar. Estimasi sampe Jogja jam 2 dini hari.


Minggu, 15 Agustus 2021 jam 20.30


MULAI MULES PARAH. Rasanya sih udah bukaan 4 apa 5 (masih inget rasanya pas lahiran Saga 2 taun lalu). Adek kusuruh manggil perawat buat ngecek dan bener udah bukaan 5. Aku langsung dipindah ke ruang bersalin (prosedurnya masih sama. Bukaan 5 masuk ruang bersalin). 


Sampe ruang bersalin aku minta pipis dulu. Eh..di depan kamar mandi kontraksi makin menjadi. Balik ke bed dan di cek lagi UDAH BUKAAN 8 (katanya gara-gara aku nahan pipis). Lha gimana...mau pipis malah kontraksi mulu  jadi boro-boro mau pipis. Aku sibuk istighfar yakan 🤣.


Minggu, 15 Agustus 2021 jam 21.00


MULESNYA MAKIN MENJADI BUN. Setelah geal-geol kanan kiri karena nggak kuat nahan jangan ngeden, akhirnya dibolehin ngeden juga dan Rumi lahir jam 21.05 dalam 2 tarikan napas. Sebenernya 1 tarikan napas udah keluar kepalanya. Tapi napasku abis jadi ambil 1 tarikan lagi dan mbrojol dengan sukses ~~ . Entah kenapa lahiran Rumi ini cepet banget dan lancar banget. Semua jalan dipermudah, dari dapet rujukan sampe lahiran. Bahkan aku sempet ambil hape buat ngevideoin Rumi pas udah mbrojol sekian detik, posisi plasenta masih di dalem pula 😅.


Selo banget liat Rumi dibersihin sambil kuvideo. Lahiran kali ini lebih berdarah dibanding Saga, soalnya pas Saga dulu bareng pecah ketuban jadi kayak banyakan air dibanding darah. 


dr. Ayu dateng 5 menitan kemudian buat bantu ngeluarin plasenta dan ngejahit jalan lahir.


Rumi dibersihin bentar dan aku dibolehin IMD, jadi aku IMD sambil nunggu bagian bawah dijahit (tanpa bius). Kalo ditanya "Sakit nggak?" MENURUT NGANAAAA.


Ya...sakit nggak sakit sih. Tapi sebanding dengan rasa bahagia pas liat debay sehat walafiat, lahir nggak kurang suatu apapun 😍.


Selesai dijahit dan IMD, Rumi diambil lagi buat diobservasi sama DSA. Aku juga kembali ke kamar inap buat bersih-bersih badan (tapi aku nggak mandi soalnya dingin banget dan ngeri ketemu air 😅). Rawat inap kelas 2 nggak ada water heater jadi mustahil banget aku mandi. Nggak bisa akutu mandi air dingin 😐. Yang penting ganti baju dan pengen segera rebahan.


Satu yang harus diinget adalah HARUS PIPIS NGGAK BOLEH DITAHAN KARENA BISA BIKIN PENDARAHAN. Saking pentingnya buang air kecil ini, perawatnya sampe dateng beberapa kali buat nanya,"Udah pipis belum?"

Jadi setelah dijahit, yaudah kita tetep harus pipis normal. Kalo ditahan malah bahaya. Padahal menurutku perkara buang air setelah dijahit ini yang bikin aku takut.  Bahkan aku sampe takut mau BAB karena takut pas ngeden bakal perih 😭.


1 jam kemudian, Rumi yang dinyatakan sehat dan kondisinya baik, dianter ke kamar biar bisa segera kunenenin dan tidur bareng aku. Asyiiik bisa nyiumin anak bayiiik cintaku sayangkuuuuu 😘😘😘. 


Minggu, 15 Agustus 2021 Jam 23.00

Laper parah. Adek kusuruh beli makan, cuman berhasil dapet roti bakar karena warung-warung udah pada tutup juga. Aku makan sambil nenenin Rumi, balesin WA dan update IGS 😅. 


Senin, 16 Agustus Jam 01.30


Mas sampe di Jogja langsung menuju Sadewa. Karena yang jaga cuman boleh 1 orang, jadi adek pulang, mas yang nemenin di RS. Sebelumnya mas genose dulu juga kayak adek tadi. 


Paginya Rumi dimandiin. Terus siang hari di cek sama DSA nya dan sehat. Kalau Rumi udah pup pertama, dia boleh pulang (tapi tetep nunggu 1x 24 jam, jadi baru bisa urus berkas pulang setelah jam 21.05 malem). 


Sorenya gantian dr. Ayu yang ngecek aku. Dipencet nennya dan ASI keluar. Pipis aman, jadi jahitan inshaa Allah aman. Kata dr. Ayu aku juga boleh pulang (sama juga setelah jam 21.05). 


Senin, 16 Agustus 2021 jam 21.00

Meski boleh pulang besok pagi, aku tetep mau pulang malem ini karena pengen mandi air anget + keramas. Lagian kasian mas tidurnya sambil duduk karena mau tidur di bawah juga sempit kan. 


Mas pun ke ruang perawat dan administrasi buat urus berkas. Aku dikasih obat dan surat kontrol nifas ke dr. Ayu juga surat kontrol Rumi ke DSA.


Alhamdulillah semua dicover BPJS kecuali pengeluaran pribadi. Ini detil biaya yang aku bayarkan. 


Lumayan banyak menurutku. Apalagi sebenernya aku udah bawa perlengkapan semua sendiri dari mulai alat mandi, pembalut nifas, sampe baju dan perlengkapan bayi. Jadi benda-benda dari RS ini  nggak dapet juga nggak papa. Tapi karena udah "sepaket" yaudah sih ya gimana lagi.



Beberapa yang termasuk dalam biaya ini adalah :

1. Biaya antigen : Rp 150.000

2. Biaya TSH dan tes golongan darah : Rp 138.000


Aku rasa cukup jelas lah ya runtutan peristiwa lahiran Rumi ini. Info yang aku dapat KALAU LAHIRAN NORMAL DAN LANGSUNG KE RS TANPA RUJUKAN, KEMUNGKINAN BESAR NGGAK DICOVER BPJS YA. Jadi, bisa jadi dicover (kalau ternyata ada penyulit), tapi bisa jadi enggak. Paling aman tanya ke petugas di Faskes 1, atau kalau udah terlanjur ke RS ya tanya aja (kayak aku pas ke Queen Latifa). 


Pas tau ternyata bayar, aku bilang aja yaudah aku nggak jadi lahiran disitu 🤣. Selama masih bisa nahan buat pindah ke Puskesmas atau RS lain lho ya. Soalnya rugi aja kalo bisa gratis, eh malah bayar. Bagiku 4 juta itu lumayan 😌.


BACA JUGA : Pengalaman Lahiran di Sadewa ( Tahun 2019)


Hmmm...apalagi ya. Kayaknya udah cukup detil sih. Kalau ada yang kurang jelas, bisa tanya di komen ya. Siapa tau aku bisa bantu jawab. Tapi inget...biar lebih yakin mending tanya ke petugas di faskes 1 kalian karena jelas lebih akurat infonya 😁😁.


Berikut ini adalah barang-barang yang aku dapat ketika lahiran di Sadewa. Emang udah komplit sih semua, tinggal bawa baju ganti aja sebenernya nggak usah beli-beli lagi. Yang nggak ikut kefoto adalah kendi gerabah buat wadah plasenta.


Masker, face shield dan hand sanitizer buat aku.

Pembalut nifas, kasa steril dan betadine buat perawatan luka jahit.

Handuk mandi 2 buah, sabun mandi, sikat + pasta gigi, sampo.

Printilan bayi dari baju ganti, bedong, topi, sabun mandi, lotion, bedak, baby oil, gelas dan sendok (kalau bayinya belum mau nen langsung), handuk kecil, waslap, dan diapers 6 buah. 

Dapet ini semua ya bun.


Alamat dan Kontak Puskesmas Mlati 2, Sleman : 

Jl. Cebongan, Cabakan, Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55286

No. Tlp : (0274) 865909

https://pkmmlati2.slemankab.go.id


Alamat dan Kontak RSKIA Sadewa 

Jln. Babarsari Blok TB 16 No.13B, Tambak Bayan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

No. Telepon : (0274) 489118

https://www.rskiasadewa.co.id


Selasa, 27 Juli 2021

Setelah Pakai Scarlett Whitening Body Care Selama 3 Minggu, Ternyata Hasilnya…

17.02 32 Comments

Hai temen-temen! Gimana nih kabar kalian selama masa  PPKM darurat atau yang sekarang disebut level 4 ini?  Semoga kalian sehat-sehat terus ya.


Aku mau cerita kalau akhirnya aku kesampaian juga nyoba rangkaian Scarlett bodycare lengkap dari mulai body scrub, shower scrub, dan body lotion. Selama ini baru nyobain pakai body lotion punya adek iparku aja sih, langsung jatuh hati sama wanginya yang seger banget. Setauku ada lima varian Scarlett Body Lotion. Ada Freshy, Charming, Romansa, Fantasia, dan Jolly.


Brand Scarlett ini emang booming banget. Kalo buka IG, selain temen-temen, banyak juga artis yang make. Selain yang punya juga artis cakep yaitu Felycia Angelista, Scarlett ini konon ampuh dikenal sebagai lotion yang bisa mencerahkan kulit 😍. Waktu blog ini aku tulis, aku udah make rangkaian Scarlett kurang lebih hampir 3 minggu.


Oiya saking boomingnya, banyak yang jual produk Scarlett palsu dan mirip banget. Harganya tentu dibikin diskon jadi lebih murah dari harga aslinya. Makanya biar dapat Scarlett Whitening yang asli, emang paling aman nanya di akun IG resmi @scarlett_whitening agar terhubung ke official storenya. Bisa juga kita pesan lewat line @scarlett_whitening, lewat instagram @scarlett_whitening, atau lewat Shopee di Scarlett_whitening.


Hubungin aja salah satu kontak diatas biar dapet produk Scarlett original ya temen-temen.

KEMBALI MERAWAT DIRI DENGAN SCARLETT WHITENING

Waktu aku hamil anak kedua, perubahan warna kulitku keliatan banget. Jadi lebih kusam, baik itu kulit muka maupun badan. Ada yang bilang sih karena hamil anak cowok. Padahal aku jarang keluar rumah dan terpapar sinar matahari langsung lho. Makanya sebelum nyobain produknya, aku sempat konsultasi ke tim Scarlett, katanya produk Scarlett aman juga kok dipakai ibu hamil yang sudah memasuki kehamilan trimester 3.


Oke, aku rasa udah waktunya aku kembali merawat tubuh. Akupun memilih tiga produk Scarlett Whitening yang dimulai dari body scrub (aroma romansa), shower scrub (aroma pomegrante), dan body lotion (aroma freshy).

Mari kita cobaaaaa...! Ini dia rangkaian produk Scarlett Whitening yang aku beli.

PACKAGING

Nah, pas produknya sampai, dibaluti dengan bubble wrap satu per satu. Jadi produk ini nggak akan rusak saat sampai ke tangan kita. Selain dilindungi dengan bubble wrap, produknya juga dikirim dalam box, jadi kayak double protection gitu.

Kemasan body lotion Scarlett cukup menarik perhatian karena selain botolnya bening jadi mudah terlihat isinya, ada double-lock di pump nya. Pertama ada penjepit di leher pump, jadi ga bakal bisa dipencet kalo nggak dicabut. Yang kedua, untuk mengeluarkan produk, leher pump harus diputar 90 derajat dulu, kalau nggak pumpnya nggak bisa ditekan.

Botol body lotionnya ada lock dan unlock.

Kalau diamati, di bagian kemasan ada tiga logo, yaitu :

1. Produk Scarlett Whitening ramah lingkungan jadi mudah terurai.
2. Produk-produknya tidak diujicobakan ke hewan.
3. Jaminan halal. Tulisan expired datenya juga jelas dan sudah terdaftar di BPOM.


HIGHLIGHT INGREDIENTS

Jadi, semua varian bodycare Scarlett yang aku ulas ini klaim dan key ingredientsnya sama. Sama-sama mengandung niaciamide, kojic acid, glutathione dan Vitamin E. Glutathione  berfungsi untuk mencerahkan dan Vitamin E sendiri berfungsi untuk melembabkan. Memang, klaim semua varian produk ini berfungsi untuk mencerahkan, melembabkan dan menutrisi kulit.

Nah, sekarang aku bakal ceritain pengalamanku pakai rangkaian produk Scarlett whitening ya.


  • SCARLETT BRIGHTENING BODY SCRUB

Urutan pertama dari rangkaian perawatan tubuh Scarlett Whitening ini dimulai dari Body Scrub. Aku nyoba yang wangi romansa. Ketika aku balur ke kulit, butiran scrubnya terasa halus, jadi nggak bikin sakit di kulit, dan teksturnya creamy. Cara pakainya langsung balurkan scrub ke seluruh tubuh, diamkan dua sampai tiga menit, lalu gosok secara perlahan.

Body scrub yang digosokkan ke kulit tangan.


  • SCARLETT BRIGHTENING SHOWER SCRUB

Selesai pakai Scarlett Whitening Body Scrub, lanjut pakai shower scrubnya. Caranya kita basahi dulu tubuh kita (atau kalau sebelumnya kita pakai scrub, kita bilas dulu, baru pakai Scarlett Whitening yang brightening shower scrub).


Shower scrub ini teksturnya cair cenderung kental dan ada bulir scrub yang halus, keliatan kok karena botolnya bening. Yang warna blink-blink itulah bulir scrubnya. Jadi saat di-apply ke tubuh, bulir-bulir scrub ini akan memaksimalkan proses pembersihan kulit tubuh kita.


Harumnya yang pomegrante ini, hmmm… seger! Segala ngantuk, bad mood, jadi fresh kena aroma pomegrantenya. Mandi juga makin betah, hehe.


Kalau habis pakai shower scrub ini, kulit memang terasa nggak keset. Kayak ada sensasi masih ada sabun yang tertinggal. Tapi tenang, itu bukan berarti sabunnya susah dibersihkan kok. Bilas aja dengan bersih lalu keringkan kulit. Nanti rasanya kulit jadi lembut, lembab, dan halus.


  • SCARLETT BRIGHTENING BODY LOTION

Rangkaian terakhir dari perawatan tubuh dengan Scarlett Whitening ini adalah pemakaian Fragrance Brightening Body Lotion. Aku pilih aroma Freshy, yang belum pernah kucoba. Aromanya wangi, kayak wangi Jo Malone English Pear & Freesia eau de cologne. Bagiku wanginya kalem dan lembut.

Bentuknya creamy dan soft, terus warnanya oren muda. Yang aku suka dari Scarlett Whitening Fragrance Brightening Body Lotion ini teksturnya nggak lengket, mudah merasap di kulit, dan nggak panas.


Untuk hasil maksimal dan saran pemakaian, Scarlett Whitening Fragrance Brightening Body Lotion ini bagusnya dipake tiap hari pagi dan malam.


PERFORMA DI AKU

Kondisi botol body scrub, lotion setelah pemakaian hampir 3 minggu. 

BODY SCRUB:
Aku sendiri lebih suka memakai dalam kondisi kulit agak basah. Tapi kalau dipake kering pun, scrubnya nggak menyakiti kulit kok. Setelah pakai scrub kulit jadi terasa licin dan halus, jadi harus mandi lagi bilas pakai sabun.


SHOWER SCRUB:
Wangi varian pomegrante ini manis seger. Aku suka banget wanginya. Nggak bikin kulit kering yang tentunya bisa memaksimalkan body lotion yang kuoles setelah mandi.

BODY LOTION:

Body lotionnya cepet meresap di kulitku. Tapi wanginya emang masih kalah "menyengat" kalo dibanding body scrub. Setelah dioles nggak terlalu lama meninggalkan rasa lengket di kulit. Kalo untuk lembab, aku rasa body lotion emang tujuannya kan melembabkan ya, jadi mkrip-mirip aja sama lotion yang lain. Tapi karena tipe kulitku emang kering, aku suka ngolesin lagi body lotionnya ke kulit tangan dan kaki.


BEFORE – AFTER SETELAH PAKE HAMPIR 3 MINGGU

Ternyata, hasil pemakaian rutin aku, emang ada tone up meski nggak terlalu ya. Yang jelas sih kulit lebih lembut, ternutrisi, dan lembab. Kalau cerah, emang kembali ke kulit masing-masing karena kulit akutu gampang banget berubah coklat lagi. Ibarat mutihin badan sebulan, kena panas sejam dah balik lagi ke warna kulit asli. Tapi nggak papa, kan niatnya perawatan kulit. Efek lebih cerah adalah bonus bagiku. Lagian malah serem nggak sih kalo langsung instan jadi putih gitu?


Tapi setelah pake rangkaian perawatan tubuh dari Scarlet, terutama rajin pake body lotion, keliatan kok kalo kulitku makin cerah, yeay! Semoga makin rajin dan teratur pake, efeknya makin cerah lagi 😍.

Tangan sebelah kiri rajin dioles lotion secara teratur, yang kanan enggak. 

PRICE AND WHERE TO BUY

Seluruh harga produk satuannya masing-masing 75.000,00 ya temen-temen. Tapi tenang, ada harga paket hemat 5 item seharga Rp 300.000,00 dengan bonus box exclusive dan free gift. Jangan lupa belinya di official store biar dapet yang asli. Di atas udah aku sebutin atau kalian bisa klik link di bawah ini ya, untuk menghindari pemalsuan produk.  


@scarlett_whitening  https://linktr.ee/scarlett_whitening

QR code ini bisa discan untuk mengetahui keaslian produk.

Digabung sama body lotion punya adekku nih. Wangi semua 😍

Sekian dulu review dari aku. Tumben banget kan aku nulis review tentang perawatan tubuh gini, ternyata seru!  Semoga bisa lebih rajin lagi mengulas produk perawatan tubuh atau wajah ya. Makasih banyak buat yang udah baca. Sehat selalu!


Minggu, 18 Juli 2021

Mengajak Anak Bayi ke Museum Ullen Sentalu? Pikir Lagi Deh!

20.57 0 Comments

Pengen liburan, tapi takut keramaian. Itulah dilema yang sering dialami orang-orang sepanjang tahun 2020-2021 ini. Duh, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir. Capek banget merasa was-was setiap ketemu orang, apalagi berada di keramaian.


Ngomongin soal liburan, setelah hampir 5 bulan di Jogja (sejak Desember 2020 - Mei 2021 ini), akhirnya aku pulang ke Cilegon dijemput mas X (suamiku), Epil dan Lia (2 adik iparku). Mereka di Jogja KP 4 hari. Rada bingung nih mau diajak kemana ya yang kira-kira nggak mainstream banget. Kalau candi, Malioboro, pantai gitu udah sering. Akhirnya kuputuskan buat ngajak mereka ke Museum Ullen Sentalu. 



Hah? Museum? Nggak bosen? 


Aku pribadi seingetku udah 7 kali ke museum ini. Meski nggak sampai hapal juga sama semua sejarah yang dijelaskan, tapi untuk rute, ruangan apa aja, lukisan apa aja dan sekilas penjelasannya, juga nama-nama beberapa Raja atau tokoh penting aku hapal.


Yang bikin museum ini berbeda, karena sepanjang kita tur (dipandu sama guide), kita nggak boleh mengambil dokumentasi apapun. Baik itu foto apalagi video. Jangan coba-coba juga ambil foto diem-diem ya. Kan udah dilarang diawal, jadi sebaiknya ya patuh aja sama aturan.


Hal itu membuat wisatawan bakal konsen dan fokus mendengarkan penjelasan dari guide. Kubilang sih ini experience museum, pulang dari sini dapet ilmu (bukan malah sibuk foto-foto doang). 


MEMBAWA ANAK BAYI KE MUSEUM, GIMANA YA? 


Museum Ullen Sentalu terletak di kawasan pegunungan di lereng Merapi, di daerah Kaliurang. Tempatnya sendiri dikelilingi banyak pepohonan besar dan cuacanya sejuk. Bangunan kini seperti rumah kuno yang dibuat dari susunan bebebatuan alam, dengan penerangan lampu berwarna kuning temaram.

Harga Tiket Masuk Museum Ullen Sentalu Tahun 2021

Tiket masuk Museum Ullen Sentalu ketika aku kesini, Mei 2021 sebesar Rp 50.000 per orang untuk tur Adiluhung Mataram dan Rp 100.000 untuk tur Vorstenlanden. Bedanya bisa kalian lihat pada gambar di bawah ini ya. 



Aku baru tau kalo sekarang ada 2 jenis trip. Kalo dulu sih cuman 1 aja.


Sempet mikir, kira-kira Saga bakal rewel nggak ya? Soalnya emang se"sunyi" itu rasanya. Aku nggak bilang tempatnya horor, tapi lebih ke "aura tenang" gitu lah. Eh bener, baru masuk di pintu depan aja Saga udah rewel nggak mau diem. Entah karena dia nggak nyaman aja harus berdiri diem (digendong) sambil dengerin guide ngejelasin, atau emang nggak betah karena suasananya. 


Makin ke dalam, ke ruang gamelan, lukisan dan patung-patung makin rewel lah Saga. Apalagi kalau dekat patung, dia langsung meluk aku erat dan mulai nangis. Karena nggak mau mengganggu rombongan wisatawan lainnya, yaudah aku jalan lebih dahulu menuju area terbuka.


Jadi emang di Ullen Sentalu ini ada ruang pamer koleksi (tertutup dan ber AC) sesuai tema, lalu ada ruang pamer lain di lokasi berbeda dan melewati area outdoor. Nah, jarak antar ruang pamer itulah yang kupake buat nemenin Saga main. Ada kolam, ada kayak lorong terbuka yang dikelilingi tanaman. Alhamdulillah Saga jadi lebih tenang.



Setelah melewati ruang pamer satu ke ruang lainnya, akhirnya tur ini selesai juga. Mas, Epil, Lia bergabung dengan aku dan Saga (yang tentu aja nggak bisa diem lari kesana-kesini). Kalau dulu di akhir trip pengunjung disuguhi minuman rempah hangat dan bisa duduk di ruang istirahat, sekarang enggak. Langsung bubar aja gitu karena tripnya selesai. Katanya yang dapet minum adalah tur yang satunya, yang Rp 100.000 itu.


Terus, aku nih ngerasa kok ada yang kurang ya dari perjalanan tur ini. Ternyata bener setelah kuinget-inget, ada area yang di skip. Jadi ada ruang pamer baju-baju adat pernikahan keraton Jogja dan Solo dilengkapi patung arca pengantin wanita berukuran asli. Lokasinya ada di sudut taman, yang untuk menuju kesana kita melewati lorong kaca dikelilingi arca-arca candi. Abis itu kita bisa foto-foto di dinding batu yang dipasang miring. 



Nah, tadi tuh nggak ada. Karena aku tau lokasinya, melipir lah aku ke dinding batu miring itu buat foto-foto. Lokasinya persis di sebelah tangga untuk naik ke restoran. 


Sepertinya sih nanti bakal makin banyak area yang dibangun di museum Ullen Sentalu ini karena pas kami kesana banyak pembangunan disana-sini. Semoga aja sih tiketnya nggak makin mahal lagi ya. Karena sekarang udah jadi Rp 50.000 tapi area yang didatangi berkurang, pun durasi tur terasa lebih cepat. 


Buat kalian yang mau bawa anak kecil kesini, apalagi yang dibawah 5 tahun, kalau emang anaknya nggak betah mending langsung diajak keluar. Biar nggak mengganggu wisatawan yang lain, karena ketika tour suasana harus tenang biar bisa mendengar dengan jelas setiap penjelasan dari guidenya. 




Info lainnya :


Alamat Museum Ullen Sentalu : 

Jl. Boyong No.KM 25, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582


Kontak Museum Ullen Sentalu :  (0274)895161


Jam Buka Museum Ullen Sentalu : 

SENIN : Tutup

SELASA - MINGGU : 8:30AM–3:15PM





Kamis, 01 Juli 2021

Biaya Periksa Kandungan di RSIA Puri Garcia, Serang

18.35 0 Comments

Hari Minggu, 27 Juni 2021 aku, mas, dan Saga periksa kandungan di RSIA Puri Garcia di Serang. Ini adalah kali pertamaku periksa di Puri Garcia. Lumayan juga jaraknya dari rumah kami di Cilegon, sekitar 20 menit lewat jalan tol.


Berasa mau ke luar kota aja ya lewat jalan tol segala. Biasanya di Jogja cuman lewat ring road 😅.


Sebenernya aku mau lahiran di Jogja, di RSIA Sadewa sama kayak Saga dulu. Tapi berhubung aku udah di trimester 3 dan udah sebulan belum periksa, aku memutuskan buat periksa kandungan rutin. 


Kami sampai jam 8 malam (janjian sama dr. Lutfi Nugroho dan jadwal kontrolnya baru mulai jam 19.00, tapi diubah jadi jam 20.00). Setelah mengisi formulir pendaftaran, timbang berat badan, cek tensi, ditanya ini itu soal kehamilan (basic kayak di RSIA lainnya, kehamilan ke berapa, mens terakhir kapan, anak ke berapa, pernah keguguran belum dll dll), akhirnya dipanggil juga masuk ruangan.


SUASANA DI RUANG KONTROL RSIA PURI GARCIA


Kalau digambarkan nih, ruangannya cukup luas. Meja dan kursi untuk konsultasi rendah seperti ruang tamu di rumah, bukan kayak meja konsultasi yang tinggi dan formal. Karena masih pandemi Covid-19, ada sekat antara dokter dengan pasien. 


Model meja dan kursi yang rendah bikin suasana jadi enjoy. Dokter Lutfi juga ramah, nanya-nanya dulu tentang kondisi saat ini, apa ada keluhan, baru deh lanjut cek adek bayi.


Waktu itu suami boleh masuk dan mendampingi. Aku juga nanya boleh nggak aku ambil dokumentasi dan dibolehin sama beliau. Salah satu nilai positif karena biasanya rumah sakit suka strict banget sama aturan dokumentasi. Boro-boro rekam video, biasanya ambil foto aja nggak boleh.


USG 4D DI PURI GARCIA


Ketika di USG 4D, ternyata posisi kepala bayi udah hadap ke bawah jadi nggak keliatan mukanya, huhuhu. FYI usia kandunganku saat periksa udah 30 minggu. Kata beliau kalau mau jelas bisa mulai cek di 25 mingguan, itu muka bayi masih nyamping atau hadap ke atas jadi bisa keliatan. Sedih sih cuman bisa liat kupingnya aja, karena pas Saga dulu keliatan jelas mukanya.




Oiya, aku kurang paham kenapa yang tampil waktu itu kayak sepotong-sepotong aja areanya. Jadi cuman selingkaran kepala, lainnya gelap. Kalau mau liat area badan ya kudu digeser-geser alatnya. Waktu Saga dulu cakupan tampilannya agak lebih luas jadi kepala + sebagian badan keliatan. Mungkin beda alat beda tampilan kali ya? 


Setelah itu lebih banyak tampilan 2D nya. Dokter Lutfi ini tipe yang banyak ngobrol, ngejelasin kondisi kandungan dan bayi dengan detil tanpa perlu ditanya. Aku rasanya lamaaaa banget periksanya. Jadi bukan yang ini kepala, kaki, bahu, semua sehat bla bla bla terus kelar.


Beliau tuh ngejelasinnya rinci, detil, dan slow aja nggak buru-buru. Air ketuban jernih, posisi bayi sudah sesuai, berat bayi sudah bagus, plasenta juga nggak menghalangi jalan lahir, jari tangan dan kaki lengkap, ginjal dan organ-organ lain sempurna dll dll. Intinya semua hal yang kita perlu tahu (tapi kadang nggak tahu kudu nanya apa) dijelaskan dengan detil. Ada mungkin 15 menitan hanya untuk USG aja. Overall sih aku puas sama sesi USG dan konsultasinya. 


Setelah USG pun, beliau masih ngajak duduk dan ngobrol di kursi. Nanyain, kira-kira ada nggak yang mau kami tanya. Beliau juga ngecek USG dari kontrol-kontrol kami sebelumnya. Obat apa yang diminum, ada keluhan nggak. Terus ngasih masukan harus naik BB per bulan sekian, makan ini itu. Standar sih, hanya penyampaiannya menurutku sangat menyenangkan, seperti ngobrol antara orang tua dan anak. Bukan yang formalitas semata. 


Setelah itu kami pun pamit. Oiya karena kami udah ngerekam hasil USG 4D nya pake hape, kami dicetakin yang 2D dan kena tagihan yang 2D juga 😅. Meski sebenernya pengen punya yang 4D tapi kan udah ada video dan fotonya di hape, lumayan terobati lah.


Ini aku lampirin juga struk biaya kontrol kandungan + USG di Puri Garcia ya. Semoga aku nggak salah info terkait biaya ini (kayaknya sih ini tagihan 2D bukan 4D, soalnya lebih murah). 


Ini rinciannya :

1. Administrasi (pendaftaran) : Rp 30.000

2. Konsultasi dokter : Rp 150.000

3. USG kandungan dan print out : Rp 210.000

4. Sarung tangan (Sensi Gloves) yang aku nggak tau kenapa jumlahnya 6 dan siapa aja yang make karena di ruang konsultasi cuman ada 1 dokter dan 1 perawat😴 : Rp 21.000

DISKON : Rp 65.000

Total biaya yang aku bayarkan : Rp 325.000


Bagiku sih lumayan pricey ya untuk USG 2D, tapi kalau ini 4D (meski dapet print out 2D) ya murah. Apalagi boleh direkam hasilnya. Karena setauku USG 4D itu paling murah untuk di Jogja aja Rp 350.000 belum termasuk jasa dokter dan administrasi.


Kalau mau jelas, kalian bisa hubungi PURI GARCIA,  SERANG aja ya. Ini kontak yang bisa dihubungi : 


No telepon : (0254) 223333

Instagram : @rsiapurigarcia

Alamat : Jl. Grya Purnama No. 99, Drangong, Taktakan, Drangong, Kec. Taktakan, Kota Serang, Banten 42162